Saturday, February 23, 2013

Agnes.


Namanya Agnes Dinda Devi Maharani. Teman-teman sekolah memanggil dia Agnes, tetapi di rumah dia dipanggil Dinda. Nggak terasa udah 3 bulan lebih dia dipanggil Tuhan ya. Dan baru kemarin tanggal 17 Februari ini aku ke makamnya. Cerita ah :)


Dari SD sampai SMP aku satu sekolah dengan Agnes. Kayaknya TKnya juga deh, aku lupa. Tapi, aku baru kenal deket sama Agnes itu waktu kelas 6 SD karena dulu 1 kelas waktu bimbel pas mau UASBN hahaha. Anaknya asyik, dulu kami sering tuker-tukeran komik gitu. Aku pinjam komiknya, dia pinjam komikku. Eh ternyata waktu SMP kami sekelas. Senang banget deh!

Suatu saat, dia bilang kalau kakinya sakit. Aku pikir cuma cedera biasa, mungkin terkilir atau apa. Tapi ternyata nggak. Makin lama dia makin sakit. Lalu dia didiagnosa dokter kena kanker tulang. Kelas 2 SMP dia hampir nggak pernah masuk sekolah. Kalaupun masuk, dia lebih sering nggak masuknya, karena harus kontrol dokter ke Jakarta. Tapi di hadapan kami dia selalu ceria. Kami sering kumpul berenam, aku, Hanna, Agnes, Tetta, Thasya, Bena. Kami sering main bareng, ngaco di kelas bareng, seru deh pokoknya.

Walaupun dia sering nggak masuk sekolah, tapi prestasinya nggak turun. Agnes tetap dapat ranking 1 di kelas. Salut banget deh sama dia, walaupun dia punya kekurangan tapi dia nggak patah semangat. Pernah dulu waktu kelas 2 SMP kami main bulu tangkis. Waktu itu kaki Agnes sudah lumayan membaik, tapi dia harus berjalan dengan krek. Aku dan Tetta main bulu tangkis lawan Agnes. Dan dia bisa menang! Hebat kan?

Kami sering pergi ke rumah Agnes untuk nonton film, dan biasanya yang diputar film horror. Kami pernah nonton Paramornal Activity, Gomennasai, pernah nonton film India yang judulnya Three Idiots juga hahaha. Seru abis kalau lagi kumpul buat nonton gini, makanan yang disediakan pasti habis!

Saat kelas 3 SMP keadaannya tak kunjung membaik, malah bisa dibilang memburuk. Dia harus pakai kursi roda. Karena kemo, rambutnya jadi botak. Tapi dia tetap PD. Dia pernah bilang kalau dia juga ingin bisa berlari-lari seperti kami, tapi dia banyak mengeluh dan tetap bersyukur sama Tuhan. Kelas 3 SMP dia juga jarang masuk sekolah. Selama persiapan UN, wali kelas kami yang kebetulan guru fisika datang ke rumahnya dan menjadi tutor. Semalam sebelum UN berlangsung dia mengirimi kami SMS yang isinya puisi. Katanya dia stress sampai bikin puisi. Lucu banget deh. Puisi buatannya bagus, sampai sekarang masih aku simpan di HP.

Saat SMA kami pisah sekolah. Hanna dan Bena masih satu sekolah dengan Agnes, tapi Thasya, Tetta, dan aku pisah. Waktu liburan tiba, kami menyempatkan diri untuk bertemu. Terakhir aku main ke rumah Agnes itu waktu libur lebaran. Dan ternyata itu benar-benar saat terakhir aku dan Tetta ketemu dan ngobrol sama dia.

Tanggal 26 Oktober 2012, Agnes mengirimiku SMS. Dia memintaku untuk main ke rumahnya. Tapi waktu itu aku nggak bisa dan berjanji bakal main ke sana bareng Tetta kalau dia udah pulang dari asrama.

Tapi... Tanggal 29 Oktober 2012, waktu itu pulang sekolah habis latihan tonti. Hujan, capek. Tiba-tiba dikasih tahu kalau Agnes udah nggak ada. Man, shock banget. Katanya kankernya udah nyebar kemana-mana. Pulang sekolah langsung pulang, terus langsung capcus ke rumahnya buat doa rosario bersama. Sampai rumahnya, aku sengaja nggak lihat peti dan langsung jalan ke tempat teman-teman berkumpul. Takutnya kalau lihat peti nanti aku nangis lagi. Sesudah sembayangan, aku akhirnya memberanikan diri untuk lihat peti, sekalian berdoa untuk Agnes. Oh Tuhan, dia cantik banget! Aku nggak bisa nahan air mata biar nggak ngalir. Yasudah aku nangis. Setelah doa, aku menyalami ibunya, dan beliau langsung memelukku. Beliau selalu menemani Agnes dari dulu. Beliau yang biasanya tegar dan kuat waktu itu juga meneteskan air mata. Aku jadi nggak tega melihatnya menangis.

Besoknya saat pemakaman sayang banget aku nggak bisa ikut mengantar Agnes. Aku harus latihan tonti lagi karena sudah mau lomba. Dan baru sempat mengunjungi makamnya tanggal 17 Februari kemarin. Waktu berlutut di samping pusaranya, aku hampir menangis. Tapi pasti Agnes nggak mau aku nangis. Makanya, aku harus selalu tersenyum untuknya.

Panjang banget ya? Padahal masih banyak lagi yang ingin aku ceritakan tentang sahabat kami ini.

She's my strongest friend. She had worked harder than other people did. She has become our inspiration. I miss you, Nes. I'm so glad I can know you and be your friend. :")

9DHELICIOUS :')

No comments:

Post a Comment